Di balik pesona dan suara merdu burung perkutut, ternyata ada juga sisi yang tidak semua orang berani pelihara. Dalam kepercayaan Jawa, ada jenis-jenis perkutut tertentu yang dianggap membawa pertanda buruk, bahkan bisa mendatangkan kesialan bagi pemiliknya.
Kepercayaan ini bukan sekadar cerita turun-temurun, melainkan bagian dari sistem nilai spiritual dan kebudayaan masyarakat Jawa. Mari kita pelajari lebih dalam.
Mengapa Ada Perkutut yang Dianggap Pembawa Sial?
Dalam filosofi Jawa, keseimbangan antara energi baik dan buruk adalah hal penting. Oleh karena itu, tak semua makhluk dianggap netral. Beberapa jenis perkutut diyakini memiliki "getaran negatif" yang bisa memengaruhi kehidupan pemiliknya secara tidak langsung.
Biasanya, perkutut yang membawa sial ditandai dari bentuk tubuhnya (katuranggan), pola bulu, hingga suara manggungnya yang dianggap tidak wajar.
Jenis-Jenis Perkutut Pembawa Sial
Dalam dunia perkutut, tidak semua burung dianggap membawa energi positif. Menurut kepercayaan Jawa, ada beberapa jenis perkutut yang justru dianggap memiliki katuranggan buruk atau bertuah negatif. Ciri-cirinya biasanya tampak dari bentuk fisik, bulu, maupun suara yang tidak lazim. Burung-burung ini diyakini dapat membawa nasib sial atau pengaruh negatif bagi pemiliknya jika tidak dirawat dengan tirakat tertentu. Berikut beberapa jenis perkutut yang termasuk dalam kategori pembawa sial menurut pandangan spiritual masyarakat Jawa.
1. Perkutut Buntel Mayit
Jenis ini paling ditakuti. Bulu perkutut ini biasanya berwarna hitam keabu-abuan, dengan pola seolah-olah seperti dibungkus kain kafan.
Keyakinan: Burung ini dianggap sebagai pertanda kematian, baik bagi anggota keluarga atau orang dekat.
2. Perkutut Lintang Kemukus
Bulu di bagian punggung membentuk garis mirip ekor komet atau bintang jatuh.
Keyakinan: Munculnya burung ini diyakini sebagai isyarat akan terjadi musibah besar atau bencana di lingkungan pemiliknya.
3. Perkutut Gendawa Sabuk
Perkutut dengan bulu melingkar seperti sabuk di perut atau punggung.
Keyakinan: Burung ini dikaitkan dengan kesulitan ekonomi dan usaha yang selalu buntu.
4. Perkutut Mata Dewa
Mata perkutut ini terlihat besar, tajam, dan sedikit menakutkan. Tatapannya disebut mampu ‘menembus’ jiwa manusia.
Keyakinan: Dianggap membawa energi gaib dan bisa mengundang makhluk halus jika tidak dijaga dengan tirakat khusus.
5. Perkutut Suara Merintih
Suara perkutut ini terdengar lirih, seolah merintih dan menyayat hati. Berbeda dari suara merdu khas perkutut pada umumnya.
Keyakinan: Suara seperti ini dianggap sebagai pertanda duka atau kesedihan yang akan datang.
Benarkah Perkutut Ini Harus Dihindari?
Dalam tradisi Jawa, tidak semua orang dilarang memelihara perkutut bertuah negatif. Ada yang percaya bahwa jika seseorang cukup kuat secara spiritual, burung-burung ini justru bisa dijinakkan dan bahkan dibalik energinya.
Namun secara umum, perkutut pembawa sial hanya cocok untuk mereka yang sudah ‘mapan’ secara batin, kuat dalam laku tirakat, dan tidak sekadar memelihara karena tren.
Pantangan Umum Memelihara Perkutut Bertuah Negatif
- Jangan disimpan di dalam rumah utama (lebih baik di pendapa atau luar rumah)
- Hindari pelihara tanpa tirakat atau doa rutin
- Jangan dijadikan mainan anak-anak
- Sebaiknya tidak dipelihara oleh orang yang sedang sakit atau berduka
Kesimpulan
Kepercayaan tentang perkutut pembawa sial mencerminkan betapa dalamnya spiritualitas masyarakat Jawa dalam menilai makhluk hidup. Ini bukan soal benar atau salah secara logika, tapi soal kepercayaan dan keharmonisan energi.
Jika kamu menemukan jenis perkutut dengan ciri-ciri di atas, sebaiknya jangan gegabah. Pelajari dulu mitosnya, tanya kepada yang ahli, dan pertimbangkan kesiapan batinmu sebelum memeliharanya.
Baca juga artikel sebelumnya tentang asal usul mitos perkutut dalam budaya Jawa.