Perkutut Katuranggan Bodronoyo merupakan salah satu jenis perkutut katuranggan yang cukup langka dan memiliki filosofi mendalam. Burung ini dipercaya memiliki tuah istimewa, terutama dalam hal ketenangan batin dan makna spiritual, serta menyimpan pesan leluhur yang sarat makna.
Asal Usul Nama Perkutut Bodronoyo
Nama "Bodronoyo" merujuk pada tokoh pewayangan terkenal, yaitu Semar Bodronoyo, sosok yang dikenal bijaksana dan menjadi simbol ketenangan serta kesejahteraan. Perkutut ini dinamakan demikian karena memiliki kebiasaan unik: selalu mendongak ke atas, seakan memandang langit, serupa dengan semangat spiritual dari tokoh Semar.
Ciri Mathi Perkutut Bodronoyo
Perkutut katuranggan Bodronoyo memiliki Ciri Unik Di Bagian Kepala yaitu posisi kepala yang selalu mendongak ke atas. Ciri khas pada bentuk tubuhnya yang tidak umum inilah yang kemudian menginspirasi lahirnya nama katuranggan tersebut, sesuai dengan filosofi yang melekat padanya. Berbeda dengan Perkutut Katuranggan Noroyono, yang justru selalu menunduk.
Penamaan dalam tradisi katuranggan tidak hanya dilihat dari satu aspek, melainkan mempertimbangkan berbagai faktor seperti motif dan warna bulu (ules), bentuk tubuh yang khas, karakter suara anggungan, serta kebiasaan atau sikap burung dalam kesehariannya. Beberapa jenis lain seperti perkutut katuranggan Lurah, Badra Naya, dan Jaga Baya juga memiliki ciri tersendiri.
Mitos dan Tuah Perkutut Bodronoyo
Sebagaimana perkutut dari golongan katuranggan pada umumnya, Bodronoyo dianggap menyimpan tuah tersendiri dan memancarkan energi spiritual yang bisa memengaruhi suasana di sekitarnya. Menurut kepercayaan sebagian pecinta perkutut, memelihara burung ini bisa mendatangkan kedamaian batin, ketentraman hidup, dan memperlancar tercapainya cita-cita.
Pemilik perkutut Bodronoyo diyakini akan menjadi pribadi yang bijaksana, welas asih, dan tertarik pada hal-hal spiritual atau gaib. Tuah ini dianggap selaras dengan filosofi tokoh Semar sebagai penjaga keseimbangan dan ketenangan.
Filosofi Nama Bodronoyo
Secara bahasa, kata Bodro atau Badra dapat merujuk pada makna bulan, sedangkan Noyo atau Naya bermakna memandang. Jika digabung, maknanya menjadi memandang bulan.
Makna filosofisnya adalah sebagai pengingat bahwa manusia hendaknya mampu memberikan cahaya dan ketenangan dalam kegelapan, layaknya bulan di malam hari. Filosofi ini mengajarkan pentingnya berbuat baik tanpa pamrih dan menyebarkan ketenangan kepada sesama.
Baca Juga: Ciri dan Mitos Perkutut Sumping Ratu, Burung Bijak Simbol Keadilan
Pengalaman dan Cerita Pemilik Perkutut Bodronoyo
Beberapa penghobi perkutut mengaku mengalami perubahan hidup yang signifikan setelah merawat perkutut Bodronoyo. Salah satu kisah populer datang dari seorang kolektor di Jawa Tengah yang mengatakan bahwa setelah memelihara burung ini, ia merasa lebih tenang dalam mengambil keputusan penting dan lebih sabar menghadapi persoalan hidup. Hal ini diyakini berkaitan erat dengan energi yoni yang dipancarkan oleh perkutut tersebut.
Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa anggungan perkutut Bodronoyo terdengar lebih menenangkan dibanding jenis lainnya. Suaranya yang dalam dan stabil kerap dijadikan sebagai terapi alami untuk mengurangi stres. Oleh sebab itu, perkutut jenis ini kerap dijadikan peliharaan oleh mereka yang menjalani laku spiritual atau ingin menciptakan suasana rumah yang damai.
Perbedaan dengan Jenis Perkutut Mendongak Lainnya
Walaupun ada beberapa jenis katuranggan yang juga memiliki kebiasaan mendongak, perkutut Bodronoyo tetap memiliki keunikan tersendiri. Tidak hanya dari posisi kepala, tetapi juga dari sikap tubuh yang cenderung tenang dan anggun. Ciri mendongaknya pun lebih konsisten dan tegak lurus, seakan sedang bersemedi atau merenung. Hal ini berbeda dengan jenis lain seperti perkutut katuranggan Jlantir yang kadang hanya sesekali mendongak ketika merasa terganggu.
Kesimpulan
Burung ini bukan sembarang perkutut, melainkan perwujudan nilai-nilai spiritual yang mencerminkan ajaran hidup. Bagi pecinta perkutut, merawat burung ini bisa menjadi pengingat untuk hidup damai, bijak, dan penuh cinta kasih.
Filosofi yang terkandung dalam perkutut Bodronoyo mencerminkan warisan kearifan leluhur yang patut dilestarikan. Oleh karena itu, mengenal katuranggan perkutut bukan hanya soal penampilan fisik, melainkan juga cara untuk memahami pesan kehidupan yang lebih dalam.