Dalam dunia pemeliharaan burung perkutut, mitos dan hal-hal mistis sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Jawa. Bahkan dalam proses pembelian, terdapat pantangan dan kepercayaan turun-temurun yang masih diyakini hingga kini. Walau terdengar seperti mitos, aturan-aturan ini tetap dipegang teguh oleh sebagian besar penghobi perkutut.
Apa Saja Mitos Dalam Membeli Burung Perkutut?
Banyak orang percaya bahwa membeli burung perkutut tidak bisa sembarangan. Selain memperhatikan faktor fisik dan suara, ada pula aturan tak tertulis yang berkaitan dengan mitos, filosofi, dan kepercayaan Jawa.
Pada dasarnya, hal utama yang perlu diperhatikan dalam membeli perkutut adalah:
- Kesehatan burung perkutut
- Usia burung
- Kualitas suara anggungan
- Ciri khas katuranggan atau bentuk fisik khusus
Mitos Pantangan Saat Membeli Perkutut
Salah satu mitos yang paling sering disebut adalah larangan untuk menawar harga terlalu banyak. Diyakini bahwa menawar lebih dari satu kali bisa membawa sial. Jika Anda tidak yakin dengan harga pertama, sebaiknya urungkan niat membeli daripada menawar berulang-ulang.
Masyarakat percaya bahwa tawar-menawar yang berlebihan menandakan niat yang tidak serius dan bisa mengakibatkan burung tidak nyaman saat dipelihara, bahkan berubah karakternya.
Akibat Jika Mitos Dilanggar
Konon, jika pantangan tersebut dilanggar, burung perkutut yang dibeli bisa mengalami perubahan perilaku. Misalnya, burung yang awalnya bersuara merdu bisa mendadak menjadi tidak bersuara atau bahkan mati tanpa sebab yang jelas. Dalam kasus lain, pemilik justru mengalami nasib buruk seperti konflik rumah tangga atau rezeki seret.
Makna Filosofis di Balik Mitos Perkutut
Jika ditelaah secara filosofis, mitos larangan menawar terlalu banyak menyiratkan pentingnya keteguhan hati. Dalam budaya Jawa, membeli sesuatu—terutama yang berjiwa seperti burung—dengan ragu-ragu dianggap bisa mempengaruhi hubungan batin antara pemilik dan peliharaannya.
Perkutut yang dibeli tanpa ketulusan cenderung tidak dirawat dengan penuh kasih, sehingga berdampak pada kondisi fisik maupun energi spiritual burung itu sendiri.
Kesimpulan
Percaya atau tidak terhadap mitos membeli perkutut adalah pilihan pribadi. Namun, memahami filosofi dan nilai-nilai budaya di balik kepercayaan tersebut bisa menjadi bekal bijak dalam memelihara perkutut. Jika Anda sudah mantap hati dan menyukai seekor burung, belilah dengan niat yang tulus agar hubungan batin antara pemilik dan peliharaan terjalin harmonis.
Tak semua perkutut baik untuk dibeli. Beberapa malah diyakini membawa sial seperti yang dibahas dalam 9 Jenis Perkutut yang Tidak Boleh Dipelihara. Anda juga bisa memahami filosofi lainnya dalam Mitos Burung Perkutut dalam Kepercayaan Jawa, atau pelajari jenis perkutut pembawa rezeki dan energi positif.