Burung perkutut dikenal sebagai peliharaan yang diyakini membawa keberuntungan dan ketenangan batin. Dalam budaya Jawa, suara anggungannya dianggap sebagai penghubung antara manusia dan alam semesta.
Tak hanya sebagai peliharaan, perkutut telah menjadi simbol spiritual yang diwariskan secara turun-temurun. Banyak legenda dan mitos berkembang di kalangan masyarakat, terutama dalam budaya Jawa yang sarat makna filosofis.
Legenda Burung Perkutut dalam Sejarah Jawa
Mitos tentang perkutut berawal dari masa Kerajaan Padjajaran, ketika putra Prabu Siliwangi, Mortaeng Sari, menyamar sebagai perkutut untuk menyusup ke Majapahit. Hanya Prabu Brawijaya yang mengetahui penyamarannya. Kisah ini berlanjut hingga akhirnya burung perkutut tersebut dinamai Joko Mangu dan dikejar karena menjadi buruan kerajaan.
Legenda menyebutkan bahwa perkutut tersebut akhirnya ditangkap oleh Ki Ageng Paker. Sebagai penghargaan, Prabu Brawijaya memberinya waluh berisi berlian. Tempat tinggal kakak perempuan Ki Ageng Paker kini dikenal sebagai Kotagede, yang menjadi sentra perajin emas dan tempat berkumpulnya para pecinta perkutut.
Perkutut Pembawa Keberuntungan
Beberapa jenis perkutut diyakini mendatangkan rezeki dan meningkatkan status sosial pemiliknya. Berikut adalah jenis-jenis perkutut pembawa hoki:
Jenis Perkutut yang Dianggap Membawa Hoki
- Perkutut yang manggung saat matahari terbit (gedong mango)
- Perkutut yang manggung saat matahari terbenam (gedong minep)
- Perkutut dengan pola bunyi tertentu (widana sreku)
- Perkutut berbulu putih di tengah kepala (satria kinayungan)
- Perkutut berjambul (songgo ratu)
- Perkutut dengan ekor 15 lembar (pandawa mijil)
- Perkutut dengan mata bercahaya kuning (mercu jiwo)
- Perkutut berbulu putih seluruh tubuh (raja perkutut)
Perkutut Pembawa Kesialan
Ada pula jenis-jenis perkutut yang dianggap membawa sial dan pantang dipelihara, karena dipercaya bisa menurunkan energi atau membawa kemalangan bagi pemiliknya:
Jenis Perkutut yang Dianggap Membawa Sial
- Perkutut dengan satu bulu putih di ekor (buntel mayit)
- Perkutut berbulu semu merah (brahma susur)
- Perkutut kuning kemerahan (brahma labuh geni)
- Perkutut hitam pekat (wisnu kucem)
- Perkutut dengan pundak berbulu putih (candala sabda)
- Perkutut yang manggung di tengah malam (durga duwuh)
- Perkutut yang manggung siang dan malam (durga ngerik)
Tradisi memelihara perkutut masih kental di kalangan masyarakat Jawa. Banyak yang percaya bahwa pemilihan jenis perkutut yang tepat dapat memberikan berkah dan ketenteraman. Sementara jenis-jenis yang dianggap membawa sial dihindari agar terhindar dari gangguan nonfisik atau nasib buruk.
Dalam legenda Jawa, beberapa jenis perkutut dianggap membawa tuah dan lainnya malah petaka. Untuk jenis-jenis pembawa sial, simak 9 Jenis Perkutut yang Tidak Boleh Dipelihara, dan untuk yang membawa hoki, baca Perkutut Pembawa Rezeki: Ciri Fisik dan Mitosnya. Anda juga bisa mengenali ciri perkutut punden dan beryoni yang sering dikaitkan dengan energi mistis.
Kepercayaan terhadap burung perkutut sebagai pembawa hoki maupun sial merupakan bagian penting dari budaya spiritual Jawa. Baik Anda seorang kolektor, pecinta katuranggan, atau sekadar penikmat cerita leluhur, mengenali makna di balik setiap jenis perkutut dapat menambah wawasan sekaligus kehati-hatian dalam memilih peliharaan.