Perkutut Katuranggan Gedong Mengo merupakan salah satu jenis perkutut katuranggan yang dikenal memiliki keistimewaan tersendiri. Seperti jenis lainnya, Gedong Mengo juga dipercaya memiliki pamor atau tuah yang banyak dicari oleh para pecinta perkutut.
Sebelum membahas pamor atau tuahnya, penting untuk memahami asal-usul nama dan ciri khas burung ini. Nama Gedong Mengo berasal dari dua kata: "gedong" yang berarti gudang atau tempat menyimpan rejeki, dan "mengo" yang berarti terbuka. Secara makna, burung ini dianggap sebagai simbol gudang rejeki yang terbuka bagi pemiliknya.
Ciri-Ciri Perkutut Gedong Mengo
- Burung ini hanya manggung antara pukul 03.00 sampai 06.00 pagi saat menyambut fajar.
- Bentuk tubuh dari leher hingga tembolok tampak seperti terbelah atau cekung (dalam bahasa Jawa disebut dekok).
Pamor Perkutut Gedong Mengo
Pamor Perkutut Gedong Mengo erat kaitannya dengan keberuntungan dalam hal rejeki dan aktivitas harian. Beberapa keyakinan mengenai pamor burung ini antara lain:
- Dipercaya mampu membangunkan pemiliknya di pagi hari untuk bersiap mencari nafkah.
- Menumbuhkan semangat beribadah, membuka usaha, bekerja di ladang atau kebun.
- Membawa ketentraman dan kenyamanan dalam rumah tangga.
Karena sifatnya yang aktif di pagi hari, perkutut ini dianggap cocok dipelihara oleh pedagang, petani, atau siapa saja yang memulai aktivitas sejak subuh.
Artikel Terkait
Penutup
Itulah ulasan mengenai ciri dan pamor Perkutut Katuranggan Gedong Mengo. Kepercayaan terhadap pamor mistisnya tentu kembali pada keyakinan masing-masing. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari referensi seputar perkutut katuranggan. Mohon maaf jika terdapat kekurangan. Wallahu A'lam.